Penulis: as-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani (رحمه الله)
Sabda Nabi (صلى الله عليه وسلم):
من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده
من النار
“Barangsiapa yang berdusta ke atasku
dengan sengaja, hendaklah dia menempatkan dirinya di dalam neraka.”
[HR Ashabu-s-Sunan]
Kalaupun mereka tidak secara langsung
memalsukan hadits-hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم
(iaitu dengan mencipta hadits-hadits palsu), mereka dikategorikan sebagai
pengikut atau pengekor dalam menyebarluaskan hadits-hadits yang belum jelas
sahih dan dha'ifnya.
Di samping itu, mereka juga
mengetahui bahwa dalam hadits-hadits Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) ada
yang dha'if dan ada pula yang maudhu'. Dalam hal ini Rasullulah (صلى الله عليه وسلم)
telah mengisyaratkan di dalam sabdanya:
كفى بـالمرء كذبا أن يحدث بكل ما
سمع
“Cukuplah bagi seseorang dianggap
sebagai berdusta jika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengar.”
[HR Muslim]
Kemudian, diriwayatkan dari al-Imam
Malik (رحمه الله) bahawa beliau berkata:
"Ketahuilah bahwa seseorang itu tidak akan terlepas
atau terselamat dari pembicaraan semua yang didengarnya. Dan tidak layak dia
menjadi seorang iman atau pemimpin sedang dia sangat mudah menceritakan semua
yang didengarnya."
Al-Imam Ibnu Hibban (رحمه الله) di dalam
Sahihnya mengatakan:
"Wajib masuk neraka bagi sesiapa saja yang menisbahkan
sesuatu kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) padahal dia tidak mengetahui sejauh
mana kebenarannya."
Kemudian, beliau menyebut hadits
riwayat Ashabu-s-Sunan di atas. Seterusnya, al-Imam Ibnu Hibban (رحمه الله) berkata, "Telah
nyata dari apa yang kami riwayatkan tadi bahwa itu adalah (hadits) sahih," seraya mengutarakan hadits lain dengan
sanad dari Samurah bin Jindub:
من حدث
عني بحديث يرى أنه كذب فهو أحدث الكاذبين
"Barangsiapa mengutarakan hadits
tentangku yang dia melihat bahwa ianya (seakan-akan) dusta (palsu), maka dia (adalah)
salah seorang (daripada) para pendusta."
[HR Muslim dari Samurah
dan Mughirah bin Syu'bah]
(Sekarang,) menjadi jelaslah apa yang
saya kemukakan tadi bahwa tidak boleh meriwayatkan atau mengutarakan hadits
tanpa mengetahui sejauh mana kesahihannya. Kerena itu, siapa saja yang
melakukannya dia termasuk orang yang berdusta di atas nama Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dan
termasuk orang-orang yang diancam oleh baginda dengan diberikannya tempat di
dalam neraka, seperti yang tercantum dalam hadits mutawatir tadi.
Click imej untuk paparan rajah lebih besar. Atau click LINK INI untuk bacaan lanjut. |
SUMBER: Muhammad Nashiruddin al-Albani (رحمه الله), Silsilat-ul-Ahaadiits adh-Dha’ifah wal-Maudhu'ah wa
Atsaruh-as-Sayyi’ fi-l-Ummah (Untaian Hadits-Hadits Lemah & Palsu &
Kesannya Yang Buruk Kepada Ummah), Jilid I, 13-14
والله أعلم
No comments:
Post a Comment